Network
KABAR JOGLOSEMAR - Anak remaja usia 12-15 tahun perlu bergerak aktif apalagi di era digital. Anak-anak usia remaja memang tengah asyik dengan dunianya sendiri. Namun, jangan biarkan anak jadi hanya suka main gadget, berada di kamar, ataupun mager.
Ketika anak kurang melakukan aktivitas fisik secara terus menerus akan menjadi penyebab kematian tertinggi akibat penyakit tidak menular. Makin banyak penyakit yang umumnya diderita lansia tapi kini diderita juga oleh kaum milenial.
Kurang beraktivitas juga akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak seperti otot, tulang, serta otak. Diungkapkan Ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Olahraga (ISNA) Dr. Rita Ramuyulis, DCN, M.Kes, tulang dan otot anak sudah diatur untuk bergerak sehingga bisa bertumbuh.
Baca Juga: Mudah! Ini Cara Mengatasi Kepedasan dan Perut Panas Setelah Makan Pedas
Kendati begitu bergerak yang dimaksud adalah terukur dan teratur. Sehingga tulang serta otot akan bertumbuh dengan baik pula.
“Gerakan seperti itu akan mengoksigenisasi jaringan tubuh anak. Kalau jaringan tubuh anak ada tulang, ada otot, ada sel, otak kalau teroksigenisasi dengan baik maka tulang akan bertumbuh dengan baik, otot juga berkembang dengan baik maka pertumbuhan tinggi badannya akan maksimal,” jelas dokter Rita dalam diskusi virtual pada Rabu, 28 Juli 2021 kemarin dikutip Kabar Joglosemar dari Antara.
Pertumbuhannya bisa maksimal jika didukung pula dengan mengonsumsi makanan sehat, kalsium sesuai kebutuhan anak. Sementara itu, otak juga membutuhkan energi yang didapatkan dari karbohidrat dan oksigen untuk proses berpikir.
Baca Juga: Ini Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Protein, Gampang Lapar Hingga Mudah Lelah
Kelancaran distribusi oksigen bisa dihasilkan dari gerakan atau rutin melakukan olahraga.
