6 Adab Membaca Alquran yang Patut Diketahui

- 4 Juli 2021, 14:18 WIB
Ilustrasi alquran
Ilustrasi alquran /KabarJoglosemar/Zuhdi Salim

KABAR JOGLOSEMAR- Alquran merupakan pedoman umat manusia selama berada di dunia, oleh karena itu membaca Alquran tentu bukanlah hal yang sulit tergantung niat pribadi masing-masing.

Alquran juga akan menjadi syafaat bagi yang membacanya, Rasulullah bersabda, "Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada para pembacanya." (HR. Imam Muslim).

Baca Juga: Banyak Orang Tidak Tahu, Berikut 5 Hewan yang Tak Boleh Dipelihara Dalam Islam

Adapula adab-adab membaca Alquran yang seharusnya diketahui sebagai berikut:

1. Bersuci Dahulu Sebelum Membaca Alquran

Pastikan sebelum membaca alquran dalam keadaan bersih dan suci, maksud dari suci yang lain adalah pikirannya suci. Berniat membaca Alquran hanya untuk Allah SWT semata.

Ada juga menyikat gigi atau bersiwak dahulu agar ayat yang dilantunkan tidak bau kotor.

عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ

Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Alquran melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni).

Baca Juga: 6 Adab Sebelum Tidur dalam Islam

2. Membaca Alquran Menghadap Kiblat dan Tempat yang Suci

Disarankan tempat terbaik untuk membaca Alquran adalah masjid, selain mendapat pahala dari membaca Alquran juga dapat pahala dari i’tikaf di masjid. Tak lupa untuk selalu menghadap kibat.

3. Diawali bacaan Taawudz dan Diakhiri Bacaan Iftitam

Allah memerintahkan hambanya sebelum membaca Alquran untuk membaca taawudz. Lafadznya adalah أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”

Menurut beberapa ulama lafadz taawudz merupakan sunnah, namun ada yang beranggapaan itu wajib sesuai ditulis dalam Alquran yakni,

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98).

Kemudian disunnahkan membaca basmalah, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

Tak lupa diakhiri dengan bacaan iftitam, صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ

Artinya: "Maha benarlah Allah yang Maha Agung".

Baca Juga: 5 Keutamaan Berbakti Kepada Orangtua Dalam Islam

4. Saat Membaca Hendaknya Membaguskan Suara

Maksudnya adalah saat membaca Alquran bacalah dengan benar, perhatikan panjang pendeknya, makhraj hurufnya, dan tetap pada tajwid. Perlu diingat, Nabi Muhammad bahkan tidak menganjurkan untuk menyanyikan ayat dalam Quran.

Siapa yang tidak memperindah suaranya ketika membaca al-Quran, maka ia bukan dari golongan kami. (HR. Abu Daud).

5. Tidak Tergesa-gesa Dalam Membacanya

Dalam membaca Alquran tak perlu terburu-buru untuk cepat selesai, bacalah dengan tartil secara perlahan dan pahami artinya.

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ'

Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Sad: 29).

Baca Juga: Jaga Tubuh Tetap Sehat dan Ideal di Masa Pandemi, Begini Islam Mengajarkan Sesuai Tuntunan Nabi

6. Membaca Doa Selepas Membaca Alquran

Dalam suatu hadits Aisyah RA berkata bahwa “Tidaklah SAW duduk di suatu tempat atau membaca Alquran ataupun melaksanakan shalat kecuali beliau akhiri dengan membaca beberapa kalimat”. Aku pun bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, tidaklah Anda duduk di suatu tempat, membaca Alquran ataupun mengerjakan shalat melainkan Anda akhiri dengan beberapa kalimat ?” Jawaban beliau,

نَعَمْ، مَنْ قَالَ خَيْراً خُتِمَ لَهُ طَابَعٌ عَلَى ذَلِكَ الْخَيْرِ، وَمَنْ قَالَ شَرّاً كُنَّ لَهُ كَفَّارَةً: سُبْحَانَكَ [اللَّهُمَّ] وَبِحَمْدِكَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Betul, barangsiapa yang mengucapkan kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan dipatri dengan kebaikan. Barangsiapa yang mengucapkan kejelekan maka kalimat tersebut berfungsi untuk menghapus dosa. Itulah ucapan Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik (Artinya: Maha suci Engkau, ya Allah sambil memuji-Mu. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu). (HR. An Nasai).***

 

Editor: Ayusandra Adhitya Septi Andani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah