KABAR JOGLOSEMAR -- Ada 10 macam bentuk rumah tradisional Jawa, diantaranya masih berdiri dan dipertahankan oleh pemilik atau ahli waris. Sisa-sisa peninggalan bentuk rumah tradisional masih dapat ditemui khususnya di nJeron Beteng Kraton Yogyakarta, Kecamatan Kraton, Yogyakarta, juga di wilayah Kota Gede dan di beberapa pedesaan di DIY, serta Jawa Tengah pada umumnya.
Rumah-rumah tradisional dengan arsitektur yang sangat khas dan penuh dengan makna, maka banyak generasi milineal yang akan semakin tidak paham, akhirnya rumah yang dapat masuk kategori heritage tersebut akan semakin punah tergusur bangunan arsitektur kekinian.
Sebagaimana artikel yang ditulis oleh Sastra Amidjaja, di Majalah Jawa terbitan Java Institute, edisi Desember 1923, yang dilansir ulang Hermanu pada bukunya Seni Awang-awang Arsitektur Jawa Lama, Terbitan Bentara Budaya Yogyakarta, Mei 2004.
Baca Juga: Aksi Menegangkan Tom Cruise Lompat dari Motor yang Melaju di Mission: Impossible
Ada 10 macam bentuk rumah tradisional Jawa, sebagai berikut:
1. Rumah Joglo
Rumah Joglo juga disebut rumah Tikelan. Disebut demikian karena atap rumah itu seakan-akan tikel/ patah menjadi tiga bagian.
Bagian yang teratas itulah yang bernama Joglo atau Brunjung yang ditopang oleh empat batang tiang utama yang juga disebut Saka Guru. Dibanding dengan tiang-tiang lainnya, Saka Guru berukuran lebih panjang dan lebih besar, didirikan di atas landasan dari batu yang disebutnya Ompak.
Tiang pada rumah Joglo jumlah keseluruhan ada 36 buah, terdiri dari, 4 batang saka guru, 12 saka penanggap dan 20 saka rawa. Lantai yang dibatasi dengan saka penanggap lebih tinggi daripada lantai bagian yang mengitarinya.
2. Rumah Limasan