Unik, Komunitas Breaker di Jogja Gelar Event Berhadiah Keris Pusaka, Surjan, dan Batu Akik

21 Agustus 2020, 16:54 WIB
Perangkat ngebreak berupa HT dan Keris Pusaka /KABAR JOGLOSEMAR.COM/Tedy K

KABAR JOGLOSEMAR - Bertepatan pergantian tahun Hijriyah atau bagi masyarakat yang masih lekat dengan budaya Jawa disebut dengan istilah Malam Satu Suro, Komunitas Breaker Panembahan Semanak Yogyakarta menyelenggarakan Net Suro dan Ngebreak dengan bahasa Jawa Kromo (halus), Rabu (19/8/2020), Pukul 23:00 - 00:30 WIB, di frekuensi radio 160.260 MHz.

Kegiatan diikuti oleh 80 lebih peserta anggota komunitas breaker di Kelurahan Panembahan, maupun peserta simpatisan dari luar wilayah Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta.

Bertugas sebagai Net Control atau pengatur lalu lintas pemakaian frekuensi malam itu, Suko Utomo atau panggilan sebagai breaker Dimas.

Baca Juga: Sinopsis Film Ride Along 2, Aksi Kocak Ice Cube Tangkap Pengedar Narkoba Tayang di GTV

Komunitas Ngebreak Panembahan Semanak awalnya terbentuk oleh warga Panembahan yang mempunyai hobi sama berkomunikasi melalui perangkat handy talkie (HT), terutama guna bantuan komunikasi koordinasi dan keamanan wilayah terkait pandemi Covid-19.

Kemudian untuk lebih mengoptimalkan peran bagi masyarat, dibentuklah kepengurusan secara resmi tanggal 5 Juli 2020.

Ketua Komunitas Panembahan Semanak Yogyakarta Erwin Arya Ramadhan kepada KABAR JOGLOSEMAR menjelaskan, bahwa Net Suro dengan Bahasa Jawa Kromo (halus) untuk kembali belajar bersama berkomunikasi dengan bahasa Jawa halus dan guna mengisi kegiatan di Malam Satu Suro, yang biasanya sebelum ada Covid-19 ini, warga Yogyakarta melakukan ritual budaya mubeng Beteng Kraton Yogyakarta.

Pengurus Komunitas Panembahan Semanak, Yogyakarta Kiriman Seno Pratomo

“Setahu saya baru pertama kali ini ada kegiatan ngebreak dengan bahasa Jawa halus atau Kromo di Yogyakarta. Sedangkan kegiatan net malam atau sambang celuk, yaitu setiap di penghujung malam anggota komunitas diimbau untuk menyampaikan situasi dan kondisi wilayahnya kepada net control. Dan untuk malam tertentu disertai pengundian hadiah dorprise,” terang Erwin, di Pos Ronda Pesindenan.

Hadiah dorprise atas sumbangan dari warga atau anggota Komunitas Panembahan Semanak yang mempunyai usaha, imbuh Erwin, ada yang memberikan voucher untuk angkringan, gudeg, bakmi, soto hingga jasa service motor dan perbengkelan sepeda.

Baca Juga: Ben Affleck Akan Perankan Batman dalam Film The Flash

“Nah…bertepatan malam satu Suro ini, agar lebih gayeng ada donatur dari seorang pengusaha dan kolektor tosan aji yang menyumbang 2 buah keris pusaka. Kemudian ada yang memberikan batu akik, baju surjan, blangkon, serta sumbangan beberapa dorprise yang umum, seperti voucher kuliner dan bahan makanan pokok,” ujarnya.

Kegiatan unik ngebreak dengan berbahasa Jawa Kromo (halus) itu juga mendapatkan apresiasi dari Plt. Lurah Panembahan Teny Iskandriati, melalui pesan whatsapp, Kamis (20/8/2020), mengatakan bahwa kegiatan tadi malam itu sangat bagus sekali apabila dibiasakan untuk berbahasa Jawa Kromo.

“Saya mendapatkan informasi kegiatan itu dari seorang staf Kelurahan Panembahan yang ikut dalam giat di komunitas tersebut. Karena kita berada di area Kraton Yogyakarta, itu bagus, juga sebagai bentuk nguri-nguri (melestarikan) budaya Jawa yang adi luhung,” tutur Teny.

Baca Juga: Pemerintah Tak Wajibkan Pakai Masker di Beijing, China

Menurut Teny, dalam bahasa Jawa mengandung makna yang luar biasa. “Ada tatanan antara orang tua dan anak, sehingga bisa saling menghargai satu dengan yang lainnya,” pungkasnya.

Apresiasi serupa juga disampaikan oleh Camat Kraton Drs. S. Widodo Mujiyatno, serta tokoh Kampung Langenastran Y. Sri Susilo yang berprofesi sebagai dosen di PTS ternama di Yogyakarta.

“Ide bagus ngebreak pakai bahasa Jawa halus Kromo. Perlu untuk dikembangkan lebih lanjut,” ujar Y. Sri Susilo yang juga seorang breaker anggota ORARI Lokal Yogyakarta (OLY).***(ted) 

Editor: Galih Wijaya

Tags

Terkini

Terpopuler